Selasa, 12 Januari 2010

AKHLAK TASAWUF

Resensi dari buku

PENGANTAR STUDI TASAWUF

Karya Dr. Asmaran As., M.A.

Di ajukan sebagai tugas Ujian Tengah Semester pada mata kuliah:

AKHLAK TASAWUF



Penyusun:


Ali Mansur

109051100070




Jurusan Jurnalistik I B

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 M

PENDAHULUAN

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى وَلا تُظْلَمُونَ فَتِيلا

Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.”(Q.S.4:77)


Tentu masih hangat ditelinga kita kasus korupsi, mafia peradilan dan juga makelar kasus (KPK vs Polri, Prita vs RS. OMNI dan juga Antasari Azhar dengan M. Nasrudin Zulkarnaen), kalau kita amati secara seksama para pejabat yang nota benenya harus menjadi suri tauladan bagi kita; Mahasiswa dan rakyat, namun kenyataannya kehidupan dan prilaku mereka jahu dari apa yang kita harapkan.

Mungkin karena kehidupan yang serba materi

sehingga materi menjadi tolak ukur segalanya, akibatnya, manusia sering bertindak tanpa kontrol, keberagamaan yang serba daging, dan tata pergaulan yang serba didasari kepentingan, ternyata telah membuat masyarakat seperti sakit jiwa. Ketidaknalaran meruyak menghinggapi sektor-sektor kehidupan hampir tanpa kecuali. Yang paling mencolok adalah ketidaknalaran dalam kehidupan berpolitik. Maka, para pakar pun sibuk berdiskusi dan melemparkan teori-teori reformasi dan perbaikan


Begitu juga kalau kita perhatikan sejarah, tampaklah bahwa kemunculan ‘tren’ tasawuf selalu mengiringi kondisi masyarakat Muslim khususnya di Indonesia yang tidak seimbang. Ataukah terlalu sibuk dengan urusan dunia dan melupakan akhirat, terlalu semangat dengan ilmu tanpa peduli amal, terlalu fanatik terhadap syariat tanpa peduli ruhnya, atau terlalu mulia bicara tanpa peduli tengiknya perilaku. Sehingga tak heran jika muncul aliran-aliran islam yang menyesatkan

Melihat kondisi yang seperti itu, tasawuf menawarkan reformasi dan perbaikan mulai dari pondasi Akhlak. Perbaikan ala tasawuf adalah perbaikan dari dalam diri. Sufi-sufi besar tidak hanya melakukan-dan telah berhasil melakukan- perbaikan diri, tapi sebagaimana dicontohkan pemimpin agung mereka Nabi Muhammad SAW, mereka juga berjuang untuk membantu masyarakat dengan cara mendidik mereka dan melakukan kontrol terhadap para penguasa.

Jadi jelas tujuan kita mempelajari Ilmu Akhlak Tasawuf, sealain untuk mendekatkan diri pada Allah juga agar segala tingkah laku dan kehidupan kita selalu terkontrol oleh norma-norma Islam yang mulia, seperti bisa kita pahami dari ungkapan-ungkapan para tokohnya, merupakan jalan menuju Allah melalui akhlak yang mulia. Metode para sufi adalah membersihkan hati dan memperhalus budi. Contoh dan teladan mereka adalah Rasulullah SAW yang berbudi luhur dan menyatakan bahwa ia diutus Allah semata-mata untuk menyempurnakan akhlak. Dan ingat kehidupan dunia hanya sebentar maka kita harus mengutamakan kehidupan di akhirat sebagaimana para ahli sufi,

B a b I

Tinjauan global

  1. Tasawuf dan Kehidupan Rohani

Dr. Asmaran As., M.A (penulis) menyinggung bahwa dibarat akhir-akhir ini telah bangkit perhatian yang besar terhadap tasawuf ,dan juga telah lahir perhatian terhadapnya dikalngan kaum pelajar modern di dunia islam sendiri, banyak pula di antara kaum pelajar di barat sekarang ini mau mengakui sumber keislaman tasawuf dan adanya mata rantai yang tak bisa diputuskan antara tasawuf dengan islam.

Karena tasawuf terdiri dari berbagai prinsippenghayatan pengikutnya, metode yang berbeda-beda dalam pendidikan rohani, latihan-latihan yang dilakukan dalam berbagai mashab kaum sufi, maka peranan sosiologi dan budaya merupakan bidang penelitian yang bermanfaat.

Kehidupan dewasa ini telah berkembang menjadi demikian materialistis sehingga materi menjadi tolak ukur segalanya, akibatnya, manusia sering bertindak tanpa kontrol demi materi, namun di tengah suasana seperti itu justru manusia merasakan kerinduan akan nilai-nilai kerohanian, karena pada dasarnya fitrah manusia adalah sesuai dengan nilai-nilai ilahiyyah.

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",(Q.S.7:172)


  1. Tasawuf dan Ilmu Pengetahuan

Ilmu di zaman Yunani kuno diberi citra, bahkan diidentikan dengan filsafat kemudian di zaman abad pertengahan dikembangkan atas dasar diarahkan untuk kepentingan agama (Kristiani), jadi sejak pandangan filsafati Barat menjadi sangat antroposentis dalam arti manusia individuallah yang kini dijadikan subyek dan sekaligus obyek dalam berfilsafat sehimgga nampaklah sekarang, emansipasi, liberalisasi, otonomi diri dan otoritas rasio begitu didambakan dan diagungkan sehingga nilai-nilai intelektual inilah yang menjadi ciri khas masyarakat barat semenjak dilancarkan gerakan Renaissance dan Aufklarung.

Manusia, seperti itu menurut pengarang (pengantar studi tasawuf) telah gagal mengendalikan perkembangan ilmunya, sementara itu perbedaan antara Ilmu dengan Tasawuf adalah tentang cara mrndapatkan pengetahuan yang benar, karena setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa aksiologi

B a b II

Pengertian dan tema pokok ajaran Tasawuf

  1. Karekteristik umum

Tasawuf adalah falsafah hidup yang dimaksudkan untuk meningkatkan jiwa seorang manusia secara moral lewat latihan-latihanpraktis tertentu

Dalam pengertian umum mistik dan tasawuf sering diidentikkan, dalam arti luas mistik bisa didefinisikan sebagai kesadaran terhadap kenyataan tunggal yang mungkin disebut kearifan, cahaya, cinta atau nihil.

Tasawuf ecara umum adalah falsafah hidup dan cara tertentu dsalam tingkah laku manusia dalam upaya merealisasikan kesempurnaan moral, pemahamantentang hakikat realitas dan kebahagian rohaniah. Ada dua bentuk tasawuf atau mistisme yaitu:

  1. Tasawuf yang bercorak religius

  2. Tasawuf yang bercorak filosofis

Adapun ciri-ciri filosofis tasawuf ke dalam empat:

    • Keyakinan atas adanya intuisi dan pemahaman bathin sebagai metode untuk mendapatkan pengetahuan

    • Keyakinan atas adanya ketunggalan (wujud) serta pengingkaran atas kontradiksi dan diferensiasi, bagaimanapun bentuknya.

    • Pengingkaran atas realitas zaman

    • Keyakinan atas kejahatan sebagai sesuatu yang hanya sekedar lahiriah dan ilusi saja,yang dikenakan pada kontradiksi dan diferensias, yang dikendalikan rasio analistis

Menurut Abul Wafa’ Al-Taftazani, tasawuf pada umumnya memilikilima ciri yang bersifat psikis, moral dan epistemologis yang sesuai dengan semua bentuk tasawuf atau misitisisme, yaitu:

      1. Peningkatan moral

      2. Sirna (fana)

      3. Pengetahuan intuitif langsung

      4. Ketentraman atau kebahagiaan

      5. Penggunaan simbol dalam pengungkapan


  1. Pengertian Sufi dan Tasawuf

Tasawuf berasal dari kata safa’ yang artinya suci, bersih murni , para dinamakan demikian karena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka, adapula yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata suffah atau suffah al-masjid, artinya serambi masjid, dengan istilah orang-orang yang tinggal di seranbi masjid pad zaman nabi dulu.

Memang banyak definisi tasawuf atau sufi yang dapat ditemukan, namun definisi-definisi itu hanya sekedar petunjuk bagi kita , sebab tujuan Tasawuf, adalah sesuatu yang tak bisa di lukiskan, menurut Basyuni, untuk mendapatkan suatu definisi yang universalharuslah bertolak dari definisi yang banyak itu, dan definisi-definisi yang ada dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  • Al-Bidayah Yaitu definisi yang membicarakan tentang pengalaman pada tahap permulaan

  • Al-Mujahadah yaitu definisi yang membicarakan tentang pengalaman yang menyangkut kesungguhan dan kegiatan

  • Al-Mazaqah yaitu definisi yang membicarakan pengalaman dari segi perasaan.

Dalam hal ini juga Ibn Khldn mengatakan: “ilmu tasawuf termasuk salah satu ilmu agamayang baru dalam agama (islam)

  1. Isi pokok ajaran Tasawuf

  1. Tasawuf Ahlaki

Ahli taswuf membuat suatu sisitem yang tersususn atats dasar didikan tiga tingkatyang dinamakansebagai berikut:

    1. Takhalli

Berarti membersihkan diri siafat tercela, takhalli juga berartimengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi, menurutorang-orang sufi maksiat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

maksiat lahir, maksiat yang dilakukan oleh anggota anggota lahir contohnnya, tangan dan kaki

Maksiat batin, maksiat yang dilakukan oleh anggota batin kita seperti halnya hati,

    1. Tahalli

Yakni mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji, dengan tahap lahir dan batin

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(Q.S.16:90)

    1. Tajalli

Terungkapnya nur ghaib untuk hati, dan untuk melestarikan dan memperdalamrasa ketuhanan, ada beberapa cara yang diajarkan kaum sufi diantara lainya:

  • Munajat

  • Muraqahadan Muhasabah

  • Memperbanyak zikr

Menurut orang sufi,zikr terbagi atas tiga tingkatan:

    1. Zikr lisan

    2. Zikr qalb

    3. Zikr sirr

  • Mengingat mati

  • Tafakur


  1. Tasawuf Amali

Beberapa istilah praktis

Dalam buku yang kami beda, penulis menyatakan aspek ilmu agama ada empat kelompok yaitu:

  1. Syari’ah, para sufu mengartikan syari’ah sebagai amalan-amalan lahir yang di fardukan dalam agama.

  2. Tariqah, adalah cara, jadi dalam melaksanakan syari’ah harus melalui cara-cara tertentu.

  3. Haqiqah, secara etimologi haqiqah berarti inti sesuatu dalam dunia sufi haqiqah diartikan sebagai aspek lain syari’ah yang bersifat lahiriah.

  4. Ma’rifah, sedangkan ma’rifah dalam istilah sufi pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati (qalb)


  1. Jalan mendekat diri pada Allah

    1. Maqamat

Untuk mendekatkan diri pada Allah kita harus melewati beberapa maqam (station) dengan demikian maqamat adalah hasil dari kesungguhan dan perjuangan yang terus menerus. Dan maqamat yang harus dilewati adalah:

  • Taubah

  • Zuhd

  • Sabr, jika diliaht dari wujudnya sifat sabar itu ada lima bagian:

    1. Sabar dalam beribadah

    2. Sabat ditimpah malapetakasabar dalam kehidupan duniasabar terhadap maksiat

    3. Sabar dalam perjuangan

  • Tawakal

  • Reda, tanda-tanda orang reda ada tiga:

    1. Meninggalkan usaha sebelum terjadinya ketentuan.

    2. Hilangnya rasa resah setelah terjadi ketenrtuan

    3. Cinta yang mendalamdi kala menghadapi cobaan


Mahabbah

Mahabbah berasal dari kata ahabbah, yuhibbu, mahabbatahan, secara harfiah berarti mencintai secara mendalam, atau cinta sedalam-dalamnya. mahabbah dapat pula berarti kecenderungan pada sesuatu yang sedang berjalan. Menurut Al-Sarraj, mahabbah mempunyai tiga tingkatan:

  1. Cinta orang banyak, yakni mereka yang selalu mengingat Tuhan dengan zikr, suka menyebut nama-nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Tuhan. Senantiasa memuji Tuhan.

  2. Cinta para mutahaqqiqin,yaitu mereka yang sudah kenal pada Tuhan, pada kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya, ilmu-Nya dan lain sebagainya

  3. Cinta para siddiqin dan Arifin, yaitu mereka yang kenal betul pada Tuhan. Cinta serupa ini timbul karena telah tahu betul pada Tuhan. Yang dilhat dan dirasa bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai , akhirnya sifat-sifat yang yang dicintai masuk kedalam diri yang mencintai.


Mahrifah

Dari segi bahasa Ma’rifah berasal dari kata ‘arafa, ya’rifah, ‘irfan, ma’rifah yang artinya pengetahuan atau pengalaman .Dan dapat pula berarti pengetahuan tentang rahasia hakikat agama , yaitu ilmu yang lebih tinggi dari pada ilmu yang biasa didapati oleh orang-orang pada umumnya.

Dalam arti Sufistik, Ma’rifah diartikan sebagai pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati sanubari. Pengetahuan itu demikian lengkap dan jelas sehingga jiwanya merasa satu dengan yang diketahuinya itu, yaitu Tuhan.

Menurut, Zu Al-Nun Al-Misri ada tiga macam ma’rifah

  1. Ma’rifah orang awam

  2. Ma’rifah para mutakallim

  3. Ma’rifah para awaliyah


    1. Ahwal

Di samping istilah maqam terdapat pula ahwal merupakan kndisi mental, seperti perasaan senang, sedih takut dll. Diantara sekian banyak sifat ahwal yang terpenting adalah:

      • Khauf

Menurut ahli sufi berarti sikap mental merasa takut kepad Allah karena kwatir kurang sempurna pengabdian

      • Raja’

Suatu sikap mental yang optimis dalam memperoleh karuniah dan niknat Illahi yang disediakan bagi hamba-hambanya yang shaleh

      • Syauq

Syauq atau rindu adalah kondisi kejiwaan yang menyertai mahabbah

      • Uns

Adalah keadaan jiwa dan seluruh ekpresi rohani terpusatpenuh pada Allah.


  1. Tasawuf Falsafi

Ialah Tasawuf yabg ajarannya memadukan antara visi mistis dengan visi rasional, selanjutnya paham-paham tasawuf Falsafi sebagai berikut:

  • Fana dan baqa

  • Ittihad

Ittihad dalam ajaran Tasawuf adalah tingkat tinggi yang dapat dicapai dalam perjalanan jiwa manusia.

  • Hulul


  • Wahdah Al-Wujud

Berarti kesatuan wujud atau yang ada ini satu, dan ajaran pahami\ ini makhluk dijadikan dan wujudnya bergantungpada wujud Tuhan sebagai sebab dari segala berwujud selain Allah

  • Isyraq

Secara harfiah diartiakan bersianr atau memancarkan cahaya , paham ani menyatakan bahwa alam ini diciptakan melalui penyinaran atau iluminisasi



B a b III

Asal usul dan motivasi lahirnya Tasawuf

  1. Beberapa Asumsi

Asumsi yang di maksud penulis (Dr. Asmaran As., M.A.) adalah pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf itu bersumber dari ajaran di luar islam yang masuk dan menjadai ajaran islam, orang muslim menyebutnya tasawuf dan kaum orentalis menyebutnya sufisme


  1. Ajaran Kristen (Nasrani)

Di dalam ajaran ktisten ada paham yang menjahui dunia atau hidupnya mengasingkan diri dalam Biara. Tak heran kalau Von Kromyerberpendapat bahwa tasawuf adalah buah dari kenasreanian padsa zaman Jahiliyah. Goldizhermengatakan bahwa sifat faqir daalm tasawuf islam berpangkal pada agama Nasrani, pakaian wol kasar (suf) yang di pakai para zahid

Selanjutnya, Ignaz Goldizher berpendapat bhwa tasawuf mempunyai dua arti:
Pertama asketisisme (zuhud) yang penuh semangat islam, sekalipun di sana sini terlihat pengaruh asketisisme

Kedua tasawuf dalam pengertian yang lebih luas, termasuk segala ucapan yang berkaitan langsung dengan pengenalan terhadap Allah

Ajaran-ajaran tasawuf yang dikatakan berawal dari agama masehi itu adalah:

    1. Sikap Fakir karena nabi Isa adalah orang fakir

    2. Sikap tawakal, karena ada pendeta telah mengamalkanya dalam sejarah hidup mereka sebagaimana dikatakan dalam kitab injil

    3. Fungsi syekh, mursyid atau guru. dalam ajaran akhlak tasawuf menyerupai fungsi pendeta dalam agama Nasrani, hanya saja bedanya, pendeta mempunyai wewenang untuk menghapuskan dosa.

    4. Selibasi, yaitu menahan diri untuk tidak kawin. Karena perkawinan dianggapsebagai penghalang bahkan bisa mengalihkan perhatian terhadap Tuhan.


      1. Teoi Filsafat

Filsafat mistik pytagoras mengatakan bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di dunia sebagai orang asing. Dan kebudayaan Yunani antara lain filsafatnya telah masuk ke dunia islam pada akhir dinasti Umayyah dan puncak perkembangannya pada masa dinasti Abbasyiah, lewat penerjemahan buku-buku Yunani dalam berbagai disiplin termasuk filsafat ke dalam bahasa Arab


  1. Unsur India

Beberapa Orentalis, seperti M. Horten dan R. Hartmann, berpendapat bahwa tasawuf bersumber dari India, Hartmann berusaha keras membuktikan bahwa sumber tasawuf dari India, mengemukakan beberapa pendapat, antara lain:

    • Kebanyakan generasi pertama sufi bukan dari Arabia. Seperti Ibrahim bin Adham, Syaqiqh al-balkhi, Abu yazid al-Bustami dan Yahya bin Ma’az al-Razi.

    • Kemunculan dan penyebaran tasawuf untuk pertama kalinya di Khurasan.

    • Pada masa sebelum Islam, Turkistan merupakan pusat pertama berbagai agama dan kebudayaan Timur dan Barat.

    • Kaum muslimin sendiri mengakui adanya pengaruh India tersebut.

    • Arketisisme Islam yang pertama kali adalah bercorak India.


  1. Unsur Persia

Di antara para Orentalis ada juga yang berpendapat bahwa tasawuf bersumber dari Persia, pendapat yang menyatakan tasawuf itu berasal dari Persia (seperti Ma’ruf al-Karkhi dan Abu Yazid al-Nustami)


  1. Firman Allah SWT (Al-Qur’an)

Abu al-Wafa’ al-Ganimi al-Taftazani mengatakan bahwa semua tahapan dan keadaan (ahwal) para sufi, yang pada dasarnya merupakan tema pokok ajaran tasawuf, berlandaskan Al-Qur’an dan adapun ayat-ayat Al-Qura’an yang menjadi landasan sebagian maqamat dan ahwalpara sufi tersebut:

    1. Tentang Penggemblengan jiwa (Mujahadah al-nafs)

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(QS:29:69)

    1. Tentang Maqam takwa

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)”. (QS:79:40-41)

    1. Tentang Maqam zuhd

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS:49:13)

    1. Tentang Maqam tawakkal

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. .”(QS:65:3)

    1. Tentang Maqam syukur

وأَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ لا يَعْلَمُهُمْ إِلا اللَّهُ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ

Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian) dan

"Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya”(Q.S.14”7)


    1. Tentang Maqam sabar

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”,(Q.S:2:155)

    1. Tentang Maqam reda

قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".(Q.S.5:119)

    1. Tentang Maqam cinta

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Q.S.:3:31)

    1. Tentang Maqam ma’rifah

فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”(Q.S.18:65)

    1. Tentang hal (kondisi jiwa)

أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى

Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?”(Q.S.96:14)

    1. Tentang kondisi khauf

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”(Q.S.32:16)

    1. Tentang kondisi raja’

مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Q.S.29:5)

    1. Tentang kondisi tumaninah

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّة

ًHai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya.”(Q.S.89:27-28


  1. Kehidupan dan sabda Rasulullah SAW.

Kehidupan Rasulullah dalam Gua Hira ini merupakan cikal bakal kehidupan yang nantinya dihayati para zahid (asketis) maupun sufi, mereka menempatkan diriya di berbagai latihan rohani hingga fana di dalam munajat (audensi) dengan Tuhan srebagai buah dari khalwah, komentar Al-Ghzali tentang penisbahan jalan yang yang ditempuh para sufi [ada kehidupan Rasulullah ketika beliau menyendiri di Gua Hira, berkata: “Manfaat pertama (dari mengisolasi diro) ialah pemusatan diri dalam beribadah, berpikir, mengakrabkan diri di dalam munajat dengan Allah, dengan menghindari humungan denga makhluk,serta menyibukkan diri dengan menyingkapkan rahasia-ahasia Allah tentang persoalan dunia dan akhirat maupun kerajaan langit dan bumi, inilah yang di sebut kekosongan”


  1. Kehidupan dan ucapan Sahabat dan Tabi’in

Kehidupan dan ucapan para sahabat merupakan sumber tempat menimba para sufi, kehidipan dan ucapan mereka penuh dengan ha-hal yang berkaitan dengan sikap zuhd (asketisisme), kehidupan sederhana dan kepasrahan kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam surat 9:100. Dan Rasulullah sendiri telah menegaskan “para sahabatku bagaikan bintang; siapapun di antara mereka yang kalian ikuti, niscaya kalian mendapatkan petunjuk”.

Dr. Asmaran As., M.A. tidak mengungkapkan seluruh aspek kehidupan dan ucapan para sahabat tapi hanya sahabat-sahabat besar tentang amalan-amalan dan ucapan-ucapan mereka yang menjadi salah satu sumber ajaran tasawuf diantaranya yaitu:

  • Abu Bakar Asy-Siddiq

  • Umar bin Khattab

  • Usman bin Affan

  • Ali bin Abi Thalib


  1. Dari gerakan hidup zuhd menjadi ajaran Tasawuf

Kelahiran tasawuf bermula dari gerakan hidup zuhd. Dengan istilah lain bhwa cikal bakal airan tasawuf adalah gerakan hidup zuhd jadi sebelum orang sufi lahir telah ada orang zahid


    1. Motivasi lahirnya gerakan hidup zuhd

Ada empat faktor yang menyebabkan kelahiran gerakan hidup zuhd dalam islam yaitu:

      • Ajaran-ajaran Islam itu sendiri

      • Revolusi rohaniah

      • Dampak asketisismemasehi

      • Penentangan terhadap Al-Fiqh dan kalam


    1. Lahirnya ajaran tasawuf

Menurut al-Tafzani ada dua faktor yang mendorong lahirnya gerakan didup Zuhd dalam Islam Al-Qur’an dan As-Sunnah Kondisi sosio Politik. Ibnu Sina membedakan antara zahid, abid dan sufi sebagai berikut:

  1. Orang yang menolak keindahan dunia, hidupnya penuh denga kesederhanaan, dinamakan zahid

  2. Orang yang berkekalan mengerjakan ibadah, baik yang wajib maupun sunnah, dinamakan abid

  3. Orang selalu menhadapkan pikiran dan kemauannya pada kesucian jabarut, berkekalan dengan Nur al-Haq di dalam sirnya, orang demikian dinamakanarif.



B a b IV

Sufi dari masa ke masa

  1. Sejarah Singkat Para Sufi

Pada bab ini Dr. Asmaran As., M.A. menguraikan sejarah singkat tokoh-tokoh sufi terkemukaka dan pokok-pokok ajaran mereka dari abad ke abad dalam beberapa periode, yang setiap periode mempunyai karekteristik masing-masing

Al-Taftazani meringkaskan bahwa ajaran zuhd pada masa ini mempunyai karekteristik sebagai berikut:

  1. Ajaran zuhdberdasarkan ide untuk menjahui hal-hal duniawi demi merahi pahala akhirat

  2. Ajaran zuhdbersifat praktis dan para pendirinya tidak menaruh perhatian buat menyusun prinsip-prinsipteoretis atas ajaranya itu.

  3. Motivasi lahirnya hidup zuhd ini adalah rasa takut yang muncul dari landasan amal keagamaan yang sungguh-sungguh.

  4. Ajaran zuhd yang disampaikan oleh sebagian kaum zahid pada periode akhir

Penulis juga menyatakan bahwa pada abad II hijriah ada ketegangan-ketegangan yang serius antara antara para zahid/sufi, yang lazim yang lazim disebut ulama batin dengan para ulama yang tidak menjalani tasawufterutama dengan para Fuqaha dan mutakallimin, ketegangan ini disebabkan oleh:

    • Adanya orang-orang yang berpura-pura bertasawuf.

    • Adanya orang-orang awam yang mungkin mengaku bertasawuf.

    • Adanya orang-orang yang menyebunyikan kesufian/kesucian dirinya dengan melakukan perbuatan yang terlarang.

    • Adanya pernytaanpernyataan yang aneh kedengaranya dari beberapa sufi terkemukaka dan berpengaruh, seperti Abu Yazid al-Bustami dan Al-Hallaj.

    • Adanya anggapan bahwa ulama bathin lebih utama dari ulama zahir.


      1. Tokoh-tokoh sufi (zahid) pada abad pertama dan kedua hirjiah:

        1. Hasan Al-Basri

Al-Hasan bin Abi Al-Hasan Abu Sa’id.lahir di Madinah pada 21 hijriah/624 Masehi dan meninggal pada 110 Hijriah/728 Masehi, ia adalah putra Zaid bin Sabit, pada awal sejarahnya ia di akui sebagai salah satu tokoh yang palng besar, dan juga termasyhur karena kesalehannya dan keberaniannya

        1. Ibrahim bin Adham

Namanya adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Adham, lahir di Balkh dari keluarga bangsawan Arab dan meninggal pada tahun 160 H/777 M.beberapa sumber mengatakan bahwa beliau terbunuhketika mengikuti angkatan laut yang menyerang Byzantium.

        1. Sufyan Al-Sauri

Abu Abdullah Sufyan bin Sa’id bin Masruq Al-Sauri Al-Kufi lahir di Kufah pada tahun 161 H/778 M, ia adalah seorang zahid yang jarang ada tandingannya dan seorang ulama hadits yang terkenal sehingga dijuluki Amir Al-Mu’minin.

        1. Rabiah Al-Adawiyah

Lahir di Basrah pada tahun 96 H/713 M, nama lengkapnya Ummu Al-Khair Rabi’ah binti Ismail Al-Adawiyah Al-Qisiyah, Rabiah Al-Adawiyah seumur hidupnya tidak pernah menikah, dipandang mempunyai saham yang besar dalam memperkenalkan konsep cinta (mahabbah)


      1. Tokoh-tokoh sufi (zahid) pada abad ketiga dan keempat hirjiah:

        1. Ma’ruf Al-Karkhi

Namanya adalah Abu Ma’fuz Ma’ruf bin Firuz Al-Karkhi, ia berasal dari Persia tapi hidupnya lebih lamah di Baghda yaitu pada masa Harun Al-Rasyddan meninggal pada tahun 200 H/815 M.

Ia dikenal sebagai sufi yang selalu diliputi rasa rindu pada Allah sehimgga ia masuk kelmpok auliyah.

        1. Abu Al-Hasan Surri Al-Saqti

Nama lengkapnya Abu Al-Hasan Surri Al-Muglisi Al-Saqti, dia murid Ma’ruf Al-Khirdi dan paman al-Junaidi,meninggal pada tahun 253/867 pada usia 98 tahun, sejarah sufi ia di kenal sebagai pelopordalam membahas soal ‘tahudi’.

        1. Abu Sulaiman Al-Darani

Abu Sulaiman Abdurrahman bin Utbah Al-Darani, lahir di Daran sebuah kampung di kawasan Damaskus dan meninggal pada tahun 215 H/830 M, dia dikenal sebagai salah seorang sufi yang banyak membahas tentang Ma’rifah dan Hakikah

        1. Haris Al-Muhasibi

Namanya Abu Abdillah Al-Haris bin Asad Al-Basri Al-Muhasibi, lahir di Basrah pada tahun 165 H/781 M.dan meninggal pada tahun 243 H/857 M.

        1. Zu Al-Nun Al-Misri

Abu Al-Faid Sauban bin Ibrahim Zu Al-Nun Al-Misri, lahir di Ekhim yang terletak di kawasan mesir Hulu pada tahun 155 H/770 M.

Menurut Zu Al-Nun Al-Misri prinsip dasar akhlak tasawuf ada empat yaitu:

          • Mencintai Allah yang maha agung

          • Menjahui yang sedikit (dunia)

          • Mengikuti Al-Qur’an

          • Takut akan terjadinya perebutan (dari taat kepada maksia)

        1. Abu Yazid Al-Bustami

        2. Junaid Al-Bagdadi

        3. Al-Hallaj

        4. Abu Bakar Al-Syibli


      1. Tokoh-tokoh sufi (zahid) pada abad kelima hirjiah:

        1. Al-Qusyairi

Nama lengkapnya ‘Abd Al-Karim bin Hawazin Al-Qusyairi di lahirkan pada tahun 376 H. Di Istiwa. Meninggal pada tahun 465 H, Al-Quraisy juga pernah mengecam para sufi pada masanya karena kegemaran mereka memakai pakaian orang-orang miskin, sementara pada saat yang sama tindakan mereka bertentangan dengan keadaan pakaian mereka.

        1. Al-Harawi

Nama lengkapnya adalah Abu Ismail Abdullah bin Muhammad Al-Anshari ia lahir pada tahun 396 H, di Herat, kawasan kurasan dalam kedudukannya sebagai penganut paham sunni ia sering melancarkan kritik pada para sufi yang terkenal dengan keanehan ucapan-ucapan aneh.

        1. Al-Ghazali

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Tusi As-Syafi’i tetapi dia sering dikenal dengan Al-Ghazali. Lahir pada 450 H/ 1058 M di Gazalah di daerah Tus yang terletak dikurasan dan meninggal pada usia 55 tahun pada tanggal 14 Dzumadil Akhir 55 H/ 19 Desember 1111 M.


      1. Tokoh-tokoh sufi (zahid) pada abad keenam hirjiah dan seterusnya:

        1. Al-Subrawardi Al-Maqtul

Abu Al-Futuh Yahya bin Habsy bin Amrak, dia bergelar Syihabuddin dan dikenal juga dikenal sebagai Al-Hakim, ia di lahirkan di Surawad sekitar tahun 549 H. Dan di bunuh di Halb (Aleppo) atas perintah Salahudin Al-Ayubi pad tahun 587 H.

        1. Muhyidin ibnu ‘Arabi

Nama lengkapnya Abu Bakr Muhammad bin Muhyiddin Al-Hatimi Al-Ta’i Al-Andalusidi Andalusi (barat), dia dikenal dengan nama Ibn Arabi, lahir pada tahun 560H/1163M,menurutnya ada lima tingkatan Tajalli atau Tanazzul yaitu:

  1. Tajalli zat Tuhan dalam bentuk-bentuk ­Al-A’yan Al-sabitah, yang disebut dengan ‘Alam Al-Ma’ani.

  2. Tanazzul zat Tuhan dari ‘Alam Al-Ma’ani kepada realitas-realitas rohaniah, yang disebut dengan ‘Alam Arwah.

  3. Tanazzul zat Tuhan dalam rupa realitas-realitas ­al-nafsiyah, yang disebut dengan ‘Alam Al-Nufus Al-Natiqah.

  4. Tanazzul zat Tuhan dalam bentuk-bentuk jasad tanpa materi, yang disebut ‘Alam Al-Misal

  5. Tanazzul zat Tuhan dalam bentuk jasad materi, yang disebut ‘Alam Al-Ajsam Al-Madiyah


        1. ‘Abd Al-Karim Al-Jilli

Nama lengkapnya ‘Abd Al-Karim bin Ibrahim Al-jilli dia di lahirkan di Al-jilli di kawasan Baghdad pada tahun 767 H./1365 M, kitabnya yang paling terkenal yaitu tentang Al-Insan Kamil fi M’rifah Al-Awakhir wa Al-Awail.

        1. Ibn Al-FaridJalaluddin Al-Rumi

Nama lengkapnya adalah Syarifuddin Umar Abu Al-Hasan ‘Ali; yang lebih dikenal dengan nama Ibn Al-Farid diaseorang penyairsufi cinta Illahi, di lahirkan di Cairopad tahun 576 H., Ibn Al-Farid meninggal pada tahun 632H/1233M.

  1. Jalaluddin Al-Rumi

Nama lengkapnya adalah Jalaluddin Muhammad bin Muhammad Al-Balkhi Al-Qunuwi dia lahir Balkh pada tahun 604 H./1217 M di Qunyah, Jalaluddin Al-Rumi di pandang sebagai sufi yang menganut aliran kesatuan wujud.

Jalaluddin Al-Rumi juga berpendapat tentang adanya Nur Muhammad atau Al-Haqiqah Al-Muhammadiyah yang menjadi dasar ma’rifah semua nabi ataupun wali.


MANFAAT BAGI PEMBACA

Sebagaimana saya ungkapkan di pendahukuan manfaat dari ilmu Akhlak Tasawuf sungguh luar biasa selain untuk lebih mendekatkan diri pada Allah juga sebagai tolak ukur atau penyeimbang antara kepentingan dunia dengan kepentingan akhirat, dan saya harapkan bagi pembaca Ilmu Akhlak Tasawuf agar tidak hanya sekedar membaca tapi sebagai pelajaran bagi kita bagaimana para sahabat, para tabi’in berprilaku, bersosial didalam kehidupannya sehari-hari yang tentunya mereka berpedoman pad Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dan kita harus ingat Akhlak yang mulia, telah berhasil menorehkan catatan dengan tinta emas pemerintahan Umar Ibn Abdul Aziz dalam lembaran sejarah Dinasti Umayyah. Umar sang khalifah, sebagai penguasa, telah berhasil ‘mereformasi’ diri-nya dengan meretas akar keburukan: menempatkan materi dan dunia di puncak perhatian. Mendudukkan materi dan dunia di tempatnya yang sebenarnya adalah yang pertama-tama diupayakan khalifah yang dijuluki Umar Kedua ini, setelah sebelumnya ditempatkan di tempat yang terlalu tinggi dan penting.

Maka, tidak heran jika saya katakan bahwa manfaat Ilmu Akhlaq Tasawuf sangatlah besar terutama bagi generasi muda bukan hanya mahasiswa saja.


KOMENTAR KRITIS

Mungkin terlalu sulit untuk mengomentari isi dari buku Pengantar Studi Tasawuf, karya Dr. Asmaran . As., M.A. karena saya anggap ini buku buku bagus untuk refrensi maupun untuk di baca dari pada buku-buku yang kami baca sebelimnya tapi hanya beberapa poin saja kekurangan dari buku ini yaitu:

      • Pembahasan terlalu luas sehingga membuat pembaca sering tidak memenuhi sasaran dalam memahami subyek judul

      • Dalil-dalil hanya terfokus pada Al-Qur’an (sedikit dalil dari Al-Hadits)

      • Tidak mencantumkan/membahas Aliran-Aliran sesat para sufi


KESIMPULAN

Setelah membaca buku ini saya pribadi baru tahu kalau aliran dalam tasawuf itu bukan hanya Imam ghazali saja, adapun kelahiran tasawuf bermula dari gerakan hidup zuhd. Dengan istilah lain bhwa cikal bakal airan tasawuf adalah gerakan hidup zuhd jadi sebelum orang sufi lahir telah ada orang zahid

Kehidupan dan ucapan para sahabat merupakan sumber tempat menimba para sufi, kehidipan dan ucapan mereka penuh dengan ha-hal yang berkaitan dengan sikap zuhd (asketisisme), kehidupan sederhana dan kepasrahan kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam surat 9:100. Dan Rasulullah sendiri telah menegaskan “para sahabatku bagaikan bintang; siapapun di antara mereka yang kalian ikuti, niscaya kalian mendapatkan petunjuk”.

Dr. Asmaran As., M.A. tidak mengungkapkan seluruh aspek kehidupan dan ucapan para sahabat tapi hanya sahabat-sahabat besar tentang amalan-amalan dan ucapan-ucapan mereka yang menjadi salah satu sumber ajaran tasawuf diantaranya yaitu: Abu Bakar Asy-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib

Senin, 04 Januari 2010

Gus Dur


Biografi Gus Dur
Kyai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur. (P003)
Jakarta (ANTARA News) - Kyai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah.

Guru bangsa, reformis, cendekiawan, pemikir, dan pemimpin politik ini menggantikan BJ Habibie sebagai Presiden RI setelah dipilih MPR hasil Pemilu 1999. Dia menjabat Presiden RI dari 20 Oktober 1999 hingga Sidang Istimewa MPR 2001.

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil atau "Sang Penakluk", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada anak kiai.

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara, dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya, KH. Hasyim Asyari, adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, KH Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren.

Ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama pada 1949. Ibunya, Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Akhir 1949, dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. Dia belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari.

Gus Dur juga diajarkan membaca buku non Islam, majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya. Pada April 1953, ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.

Pendidikannya berlanjut pada 1954 di Sekolah Menengah Pertama dan tidak naik kelas, tetapi bukan karena persoalan intelektual. Ibunya lalu mengirimnya ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan.

Pada 1957, setelah lulus SMP, dia pindah ke Magelang untuk belajar di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun).

Pada 1959, Gus Dur pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang dan mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai guru dan kepala madrasah. Gus Dur juga menjadi wartawan Horizon dan Majalah Budaya Jaya.

Pada 1963, Wahid menerima beasiswa dari Departemen Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, namun tidak menyelesaikannya karena kekritisan pikirannya.

Gus Dur lalu belajar di Universitas Baghdad. Meskipun awalnya lalai, Gus Dur bisa menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad tahun 1970.

Dia pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya, guna belajar di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena pendidikannya di Baghdad kurang diakui di sini. Gus Dur lalu pergi ke Jerman dan Prancis sebelum kembali ke Indonesia pada 1971.

Gus Dur kembali ke Jakarta dan bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), organisasi yg terdiri dari kaum intelektual muslim progresif dan sosial demokrat.

LP3ES mendirikan majalah Prisma di mana Gus Dur menjadi salah satu kontributor utamanya dan sering berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawa.

Saat inilah dia memprihatinkan kondisi pesantren karena nilai-nilai tradisional pesantren semakin luntur akibat perubahan dan kemiskinan pesantren yang ia lihat.

Dia kemudian batal belajar luar negeri dan lebih memilih mengembangkan pesantren.

Abdurrahman Wahid meneruskan karirnya sebagai jurnalis, menulis untuk Tempo dan Kompas. Artikelnya diterima baik dan mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial.

Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, sehingga dia harus pulang-pergi Jakarta dan Jombang.

Pada 1974, Gus Dur mendapat pekerjaan tambahan di Jombang sebagai guru di Pesantren Tambakberas. Satu tahun kemudian, Gus Dur menambah pekerjaannya dengan menjadi Guru Kitab Al Hikam.

Pada 1977, dia bergabung di Universitas Hasyim Asyari sebagai dekan Fakultas Praktik dan Kepercayaan Islam, dengan mengajar subyek tambahan seperti pedagogi, syariat Islam dan misiologi.

Ia lalu diminta berperan aktif menjalankan NU dan ditolaknya. Namun, Gus Dur akhirnya menerima setelah kakeknya, Bisri Syansuri, membujuknya. Karena mengambil pekerjaan ini, Gus Dur juga memilih pindah dari Jombang ke Jakarta.

Abdurrahman Wahid mendapat pengalaman politik pertamanya pada pemilihan umum legislatif 1982, saat berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), gabungan empat partai Islam termasuk NU.

Reformasi NU

NU membentuk Tim Tujuh (termasuk Gus Dur) untuk mengerjakan isu reformasi dan membantu menghidupkan kembali NU.

Pada 2 Mei 1982, para pejabat tinggi NU bertemu dengan Ketua NU Idham Chalid dan memintanya mengundurkan diri. Namun, pada 6 Mei 1982, Gus Dur menyebut pilihan Idham untuk mundur tidak konstitusionil. Gus Dur mengimbau Idham tidak mundur.

Pada 1983, Soeharto dipilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan keempat oleh MPR dan mulai mengambil langkah menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara.

Dari Juni 1983 hingga Oktober 1983, Gus Dur menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respon NU terhadap isu ini.

Gus Dur lalu menyimpulkan NU harus menerima Pancasila sebagai Ideologi Negara. Untuk lebih menghidupkan kembali NU, dia mengundurkan diri dari PPP dan partai politik agar NU fokus pada masalah sosial.

Pada Musyawarah Nasional NU 1984, Gus Dur dinominasikan sebagai ketua PBNU dan dia menerimanya dengan syarat mendapat wewenang penuh untuk memilih pengurus yang akan bekerja di bawahnya.

Terpilihnya Gus Dur dilihat positif oleh Suharto. Penerimaan Wahid terhadap Pancasila bersamaan dengan citra moderatnya menjadikannya disukai pemerintah.

Pada 1987, dia mempertahankan dukungan kepada rezim tersebut dengan mengkritik PPP dalam pemilihan umum legislatif 1987 dan memperkuat Partai Golkar.

Ia menjadi anggota MPR dari Golkar. Meskipun disukai rezim, Gus Dur acap mengkritik pemerintah, diantaranya proyek Waduk Kedung Ombo yang didanai Bank Dunia.

Ini merenggangkan hubungannya dengan pemerintah dan Suharto.

Selama masa jabatan pertamanya, Gus Dur fokus mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga menandingi sekolah sekular.

Gus Dur terpilih kembali untuk masa jabatan kedua Ketua PBNU pada Musyawarah Nasional 1989. Saat itu, Soeharto, yang terlibat dalam pertempuran politik dengan ABRI, berusaha menarik simpati Muslim.

Pada Desember 1990, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dibentuk untuk menarik hati intelektual muslim di bawah dukungan Soeharto dan diketuai BJ Habibie.

Pada 1991, beberapa anggota ICMI meminta Gus Dur bergabung, tapi ditolaknya karena dianggap sektarian dan hanya membuat Soeharto kian kuat.

Bahkan pada 1991, Gus Dur melawan ICMI dengan membentuk Forum Demokrasi, organisasi terdiri dari 45 intelektual dari berbagai komunitas religius dan sosial.

Pada Maret 1992, Gus Dur berencana mengadakan Musyawarah Besar untuk merayakan ulang tahun NU ke-66 dan merencanakan acara itu dihadiri paling sedikit satu juta anggota NU.

Soeharto menghalangi acara tersebut dengan memerintahkan polisi mengusir bus berisi anggota NU begitu tiba di Jakarta.

Gus Dur mengirim surat protes kepada Soeharto menyatakan bahwa NU tidak diberi kesempatan menampilkan Islam yang terbuka, adil dan toleran.

Menjelang Musyawarah Nasional 1994, Gus Dur menominasikan diri untuk masa jabatan ketiga. Kali ini Soeharto menentangnya. Para pendukung Soeharto, seperti Habibie dan Harmoko, berkampanye melawan terpilihnya kembali Gus Dur.

Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat ABRI, selain usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU priode berikutnya.

Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansi politik dengan Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Megawati yang popularitasnya tinggi berencana tetap menekan Soeharto.

Gus Dur menasehati Megawati untuk berhati-hati, tapi Megawati mengacuhkannya sampai dia harus membayar mahal ketika pada Juli 1996 markasnya diambilalih pendukung Ketua PDI dukungan pemerintah, Soerjadi.

Pada November 1996, Gus Dur dan Soeharto bertemu pertama kalinya sejak pemilihan kembali Gus Dur sebagai ketua NU.

Desember tahun itu juga dia bertemu dengan Amien Rais, anggota ICMI yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.

Juli 1997 merupakan awal krisis moneter dimana Soeharto mulai kehilangan kendali atas situasi itu. Gus Dur didorong melakukan gerakan reformasi dengan Megawati dan Amien, namun terkena stroke pada Januari 1998.

Pada 19 Mei 1998, Gus Dur, bersama delapan pemimpin komunitas Muslim, dipanggil Soeharto yang memberikan konsep Komite Reformasi usulannya. Gus Dur dan delapan orang itu menolak bergabung dengan Komite Reformasi.

Amien, yang merupakan oposisi Soeharto paling kritis saat itu, tidak menyukai pandangan moderat Gus Dur terhadap Soeharto. Namun, Soeharto kemudian mundur pada 21 Mei 1998. Wakil Presiden Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto.

Salah satu dampak jatuhnya Soeharto adalah lahirnya partai politik baru, dan pada Juni 1998, komunitas NU meminta Gus Dur membentuk partai politik baru.

Baru pada Juli 1998 Gus Dur menanggapi ide itu karena mendirikan partai politik adalah satu-satunya cara untuk melawan Golkar dalam pemilihan umum. Partai itu adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada 7 Februari 1999, PKB resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat presidennya.

Pemilu April 1999, PKB memenangkan 12% suara dengan PDIP memenangkan 33% suara. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.

Semasa pemerintahannya, Gus Dur membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial serta menjadi pemimpin pertama yang memberikan Aceh referendum untuk menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti di Timor Timur.

Pada 30 Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura dan berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.

Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai bernegosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman dengan GAM.

Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut.

Ia juga berusaha membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sementara dia juga menjadi tokoh pertama yang mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik.

Muncul dua skandal pada tahun 2000, yaitu skandal Buloggate dan Bruneigate, yang kemudian menjatuhkannya.

Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa.

Pada 23 Juli 2001, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri.

Pada Pemilu April 2004, PKB memperoleh 10.6% suara dan memilih Wahid sebagai calon presiden. Namun, Gus Dur gagal melewati pemeriksaan medis dan KPU menolak memasukannya sebagai kandidat.

Gus Dur lalu mendukung Solahuddin yang merupakan pasangan Wiranto. Pada 5 Juli 2004, Wiranto dan Solahuddin kalah dalam pemilu. Di Pilpres putaran dua antara pasangan Yudhoyono-Kalla dengan Megawati-Muzadi, Gus Dur golput.

Agustus 2005, Gus Dur, dalam Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu bersama Try Sutrisno, Wiranto, Akbar Tanjung dan Megawati mengkritik kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, terutama dalam soal pencabutan subsidi BBM.

Kehidupan pribadi

Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang anak: Alissa Qotrunnada, Zanubba Ariffah Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.

Yenny aktif berpolitik di PKB dan saat ini adalah Direktur The Wahid Institute.

Gus Dur wafat, hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit, diantarnya jantung dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama.

Sebelum wafat dia harus menjalani cuci darah rutin. Seminggu sebelum dipindahkan ke Jakarta ia sempat dirawat di Surabaya usai mengadakan perjalanan di Jawa Timur.

Penghargaan

Pada 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, penghargaan cukup prestisius untuk kategori kepemimpinan sosial.

Dia ditahbiskan sebagai "Bapak Tionghoa" oleh beberapa tokoh Tionghoa Semarang di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, pada 10 Maret 2004.

Pada 11 Agustus 2006, Gadis Arivia dan Gus Dur mendapatkan Tasrif Award-AJI sebagai Pejuang Kebebasan Pers 2006. Gus Dur dan Gadis dinilai memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi, persamaan hak, semangat keberagaman, dan demokrasi di Indonesia.

Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiethemthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan HAM karena dianggap sebagai salah satu tokoh yang peduli persoalan HAM.

Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki keberanian membela kaum minoritas.

Dia juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple dan namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study.

Gus Dur memperoleh banyak gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lebaga pendidikan, yaitu:

- Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Netanya University, Israel (2003)

- Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University, Seoul, Korea Selatan (2003)

- Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, Korea Selatan (2003)

- Doktor Kehormatan dari Soka Gakkai University, Tokyo, Jepang (2002)

- Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Thammasat University, Bangkok, Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Sorborne University, Paris, Perancis (2000)

- Doktor Kehormatan dari Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan dari Twente University, Belanda (2000)

- Doktor Kehormatan dari Jawaharlal Nehru University, India (2000)

(*)